RSS

Arsip Penulis: maharani

Tentang maharani

terserah lo

Analisis Rasio CAMELS PT. BPD BALI


Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
Perhitungan Rasio Keuangan
PT. BPD BALI
JL. RAYA PUPUTAN NITI MANDALA, DENPASAR
Telp. (0361) 223301 – 8

per Desember 2009, 2008 dan 2007

(Dalam Persentase)

Pos-pos

12-2009

12-2008

12-2007

I. Permodalan
   1. CAR dengan memperhitungkan risiko kredit

13.9

15.18

18.99

   2. CAR dengan memperhitungkan risiko pasar

13.89

15.18

18.7

   3. Aktiva tetap terhadap modal

16.09

15.76

17.38

II.  Kualitas Aktiva
   1. Aktiva produktif bermasalah

.65

.67

1.16

   2. PPA Produktif terhadap Aktiva Produktif

1.59

1.58

1.64

   3. Pemenuhan PPA produktif

103.85

105.99

107.72

   4. Pemenuhan PPA non produktif

100

100

   5. NPL gross

.68

.76

1.48

   6. NPL net

.1

.04

.56

III. Rentabilitas
   1. ROA

4.24

4.32

4.33

   2. ROE

27.92

25.13

24.17

   3. NIM

9.19

9.76

9.47

   4. BOPO

66.8

72.46

71.03

IV. Likuiditas
   LDR

104.41

90.4

80.56

V.  Kepatuhan (Compliance)
   1.a. Persentase Pelanggaran BMPK
      a.1. Pihak terkait
      a.2. Pihak tidak terkait
   1.b. Persentase Pelampauan BMPK
      b.1. Pihak terkait
      b.2. Pihak tidak terkait
   2. GWM Rupiah

5.42

6.04

9.12

   3. PDN

.29

.06

.04

Keterangan Bank Pelapor:
Catatan : 1. Laporan Keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Bali per : 31 Desember 2009 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Johan Molanda Astika & Rekan Nomor : 36A/III/LAI/DPS.1/2010 tanggal 2 Maret 2010 dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. 2. Dipublikasikan untuk memenuhi Surat Edaran Bank Indonesia Nomor:7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.: 8/3/DPNP tanggal 30 Januari 2006. 3. Susunan Direksi Berdasarkan Akte Berita Acara RUPS LB No : 2 Tanggal 8 Januari 2010 dan Surat Bank Indonesia No : 12/13/DS/Dpr Tanggal 25 Januari 2010. 3. Kurs USD 1 = Rp 9.395 per 31 Desember 2009 Kurs USD 1 = Rp 10.900 per 31 Desember 2008
Sumber data :   Berdasarkan Laporan Keuangan Publikasi Bank yang telah dipublikasi di media masa dan disampaikan kepada Bank Indonesia melalui media disket atau hasil cetakan/guntingan koran atau melalui e-mail.
Keterangan :   1. Format Laporan ini sesuai dengan format dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 Tentang Perubahan Atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP Tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia.

Analisis :

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan CAMEL yaitu:

a. CAR (Capital Adequancy Ratio). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank.

b. Rasio Aktiva Tetap terhadap Modal (ATTM). Rasio ini mengukur kemampuan manajemen bank dalam menentukan besarnya aktiva tetap dan inventaris yang dimiliki bank yang bersangkutan terhadap modal.

c. Rasio Aktiva Produktif Bermasalah (APB). Rasio ini untuk menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kualitas aktiva produktif yang menyebabkan PPAP yang tersedia semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Aktiva produktif bermasalah adalah aktiva produtif dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

d. NPL (Non Performing Loan). Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

e. Rasio PPAPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif). Rasio PPAP menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menjaga kualitas aktiva produktif sehingga jumlah PPAP dapat dikelola dengan baik. Semakin besar PPAP maka semakin buruk aktiva produktif bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah

f. Rasio pemenuhan PPAP. Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menentukan besarnya PPAP yang telah dibentuk terhadap PPAP yang wajib dibentuk. Semakin besar rasio ini maka kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil karena semakin besar PPAP yang telah dibentuk dari PPAP yang wajib dibentuk.

g. ROA (Return on Assets). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak. Sedangkan rata-rata total asset adalah rata-rata volume usaha atau aktiva.

h. ROE (Return on Equity). Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelolah modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

i. NIM (Net Interest Margin). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

j. BOPO (Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional). Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

k. LDR (Loan to Deposit Ratio). Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar.

UJI NORMALITAS DATA (ONE SAMPLE KOLMOGOROF SMIRNOV TEST)

Rasio

 Signifikansi

Keterangan

CAR (Bank Tidak Bermasalah)

0.216

Normal

CAR (Bank Bermasalah)

0.098

Normal

ATTM(Bank Tidak Bermasalah)

0.293

Normal

ATTM (Bank Bermasalah)

0.756

Normal

APB (Bank Tidak Bermasalah)

0.068

Normal

APB (Bank Bermasalah)

0.661

Normal

NPL (Bank Tidak Bermasalah)

0.002

Tidak Normal

NPL (Bank Bermasalah)

0.662

Normal

PPAPAP (Bank Tidak Bermasalah)

0.059

Normal

PPAPAP (Bank Bermasalah)

0.641

Normal

P_ PPAP (Bank Tidak Bermasalah)

0

Tidak Normal

P_ PPAP (Bank Bermasalah)

0.199

Normal

ROA (Bank Tidak Bermasalah)

0.074

Normal

ROA (Bank Bermasalah)

0.016

Tidak Normal

ROE (Bank Tidak Bermasalah)

0.371

Normal

ROE (Bank Bermasalah)

0.009

Tidak Normal

NIM (Bank Tidak Bermasalah)

0.051

Normal

NIM (Bank Bermasalah)

932

Normal

BOPO (Bank Tidak Bermasalah)

0.485

Normal

BOPO (Bank Bermasalah)

0.759

Normal

LDR (Bank Tidak Bermasalah)

0.587

Normal

LDR (Bank Bermasalah)

0.941

Normal

Sumber Data: Output SPSS.
  • Berdasarkan tabel uji normalitas di atas maka PT. BPD BALI memiliki laporan keuangan Triwulanan (2007-2009) yang sehat karena sudah sesuai dengan kriteria/syarat uji normalitas.
  • CAR pada tahun 2007-2009 memiliki nilai > 0,216, yang merupakan syarat normal yang harus dipenuhi.
  • Aktiva tetap terhadap modal (ATTM) pada laporan keuangan tersebut juga tidak bermasalah karena > 0,293.
  • Secara keseluruhan semua variabel Camels pada laporan keuangan tersebut sudah sesuai dengan criteria/syarat uji normalitas karena nilai signifikannya diatas normal.
  • Dengan kata lain PT. BPD BALI memilliki nilai kesehatan Bank yang baik.
  • Sedangkan untuk anlisis kinerja rata – rata selama 3 tahun adalah BPD BALI memiliki manajemen keuangan yang baik dan cukup terkontrol. Karena selama 3 tahun tersebut bank ini rata – rata mengalami peningkatan di setiap variabel camelsnya.
 
1 Komentar

Ditulis oleh pada April 18, 2011 inci Analisis Laporan Keuangan (ALK)

 

Operating Lease bagi Lessor dan OPEB

Pertanyaan No. 3.14

Bila sebuah sewa dianggap sebagai sewa operasi bagi lessee maupun lessor, jelaskan jumlah yang tertera dalam neraca lessee ataupun lessor terkait dengan kewajiban sewa dan aset sewa.

Jawaban :

Lessee atau lessor mencatat MLP (Minimum Lease Payment) sebagai beban (pendapatan sewa) saat terjadinya, dan tidak ada aset/kewajiban yang diakui dalam neraca.

Lessee sering mengatur sebuah sewa agar dapat dicatat sebagai operating lease. Dengan cara tersebut, lessee melakukan pendanaan diluar neraca (off-balance sheet financing). Yang mengacu pada kenyataan bahwa dalam sewa operasi, aset sewa/kewajiban yang terkait tidak diakui dalam neraca.

a. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dengan tidak menyajikan pendanaan sewa guna usaha dalam neraca..
b. Operating lease menyajikan aktiva lebih rendah dari seharusnya.
c. Operating lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital lease.
d. Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya.
e. Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.

Pertanyaan No. 3.33

Apakah kewajiban OPEB dan bagaimana menentukannya?

Jawaban :

Kewajiban pemberi kerja dalam SFAS 106 disebut akumulasi kewajiban imbalan pascapensiun (accumulated postretirement benefit obligation-APBO). Total biaya ditentukan secara aktuaria untuk menyediakan imbalan di masa depan, kewajiban imbalan pascapensiun yang diharapkan (expected postretirement benefit obligation-EPBO), diakui secara bertahap selama masa jasa pegawai yang diharapkan.

Imbalan pascapensiun selain pensiun atau imbalan karyawan pascapensiun lainnya (other postretirement employee benefit-OPEB) merupakan imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pensiunan dan anggota keluarganya. Contohnya adalah asuransi jiwa, perawatan kesehatan, bantuan perumahan, serta jasa hokum dan pajak.
Hanya sedikit perusahaan yang mendanai kewajiban OPEB tersebut. Perbedaan besar lainnya adalah bentuk imbalan pascapensiun yang sering kali berbentuk jasa yang dijanjikan seperti imbalan perawatan kesehatan, bukan kompensasi dalam bentuk uang.

1. Akumulasi kewajiban imbalan (accumulated benefit obligation-ABO) merupakan nilai sekarang aktuaria kewajiban imbalan pensiun di masa depan kepada pekerja pada saat pensiun berdasarkan kompensasi saat ini.Nilai sekarang sama dengan kewajiban kini pemberi kerja jika program pensiun dihentikan.

2. Ciri-ciri Akuntansi OPEB
• Pelaporan biaya bersih (net cost reporting). (1) nilai sekarang biaya akrual untuk kompensasi yang dijanjikan atas jasa pegawai; (2) akrual biaya bunga sampai saat pembayaran imbalan; dan (3) pengembalian investasi dalam aktiva program –pengembalian tersebut tidak mengurangi biaya sebagian besar program karena sebagian besar tidak didanai.
• Pengakuan yang ditunda (delayed recognition). Perubahan-perubahan tertentu dalam OPEB. Hal ini dilakukan melalui proses penangguhan dan amortisasi yang bertujuan menghindarkan biaya kini dari votalitas yang berlebihan.
• Saling hapus (offsetting). Aktiva program yang dibatasi untuk pembayaran OPEB saling hapus dengan akumulasi kewajiban imbalan pascapensiun untuk menentukan nilai yang diakui dalam neraca.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Maret 19, 2011 inci Analisis Laporan Keuangan (ALK)

 

Analisis Perubahan Jumlah Absolut dengan Perubahan Persentase

Pertanyaan no 1.19

Bandingkan antara “Perubahan jumlah absolut” dengan “Perubahan Persentase” sebagai indikator perubahan. Manakah yang lebih baik untuk dianalisis?

Jawaban :

Perbandingan :

  • Persentase dapat dihitung dengan membagi jumlah pertambahan atau pengurangan dari setiap pos dengan jumlah yang terdapat pada laporan tahun sebelumnya atau tahun yang dijadikan pembanding (tahun dasar).
  • Apabila data tahun pembadingnya kosong (nol) atau negatif, maka perubahan dalam persentase tidak dapat ditentukan, begitu pula kalau data yang diperbandingkan sama-sama negatif, maka persentase perubahannya tidak dapat ditentukan.
  • Kalau data pembandingnya ada nilainya sedang data yang diperbandingkan kosong (nol), maka perubahan dalam persentase masih dapat ditentukan.
Sedangkan analisis jumlah absolut :
Analisis ini merubah semua angka dalam laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100. Pemilihan tahun dasar adalah tahun yang dipandang sebagai tahun normal, bukan selalu tahun yang paling awal. Demikian analisis ini dilakukan untuk melihat perkembangan dari waktu ke waktu.

Untuk analisis sebaiknya dengan perubahan persentase karena persentase dianggap memiliki angka yang lebih signifikan dibanding dengan jumlah absolut.

Karena kalau sudah lebih dari tahun, maka lebih baik menggunakan angka indeks, dan semua dapa laporan keuangan yang dianalisa dihubungkan dengan angka indeks tersebut yang dinyatakan dalam persentase. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan atau arah (trend) dari posisi keuangan perusahaan.

Nama : Lamtiur Maharani

Kelas : 3DA02

Npm : 40208724

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Maret 19, 2011 inci Analisis Laporan Keuangan (ALK)

 

studentsite,,oohh studentsiteee….

Selalu kecewa setiap mau buka studentsite dihari libur.. entah itu mau upload tugas,,lihat nilai,,jdwal,, atau iseng liat2.

pasti kalau hr sbtu atau minggu susah banget buat dibuka/login..bingung jg sihh,,knp yaa??

bahkan hari2 biasa aja kadang susah buat masuk ke studentsite gunadarma,,

maaf,,maaf aja yaa pak dosen atau bu dosen tp gmn ini,,katanya berbasis teknologi???? harusnya kapan aja studentsite itu bisa digunakan,,harus slalu online & update…. >,<

mau dikemanakan slogan “world class university” nya???.

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Maret 5, 2011 inci Uncategorized

 

Bank dan Cadangan Tersembunyi

Latihan 2-14

Pada beberapa dekade lalu, beberapa bank besar “Pusat uang” Citicorp mencatat tambahan besar pada cadangan kerugian pinjaman mereka. Misalnya, Citicorp melakukan pencatatan sekaligus penambahan yang besar pada cadangan kerugian pinjaman yang hampir sebesar $ 3 milyar. Tambahan cadangan kerugian pinjaman ini menyebabkan kerugian bersih yang besar untukl bank tersebut. Meskipun sebagian besar analisis setuju bahwa tambahan cadangan memang diperlukan, banyak yang berspekulasi bahwa bank mencatat tambahan cadangan melebihi yang diperlukan.

Diminta:

a. mengapa bank memilih untuk mencatat cadangan kerugian melebihi kebutuhan?

b. jelaskan bagaimana cadangan kerugian pinjaman yang terlalu besar dapat digunakan untuk manajemen laba?

Jawaban:

a. (i) menghindari laba bersih negatif,

(ii) menghindari penurunan berpendapatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
iii) menghindari kekurangan laba bersih dibandingkan dengan kelompok sebaya
(iv) mengurangi variabilitas laba bersih ‘bank dari waktu ke waktu.  Selain itu, mereka dikelola lebih intensif jika tingkat mereka cukup besar untuk menutup kesenjangan dengan target yang sesuai.

b. Terlalu besarnya jumlah yang dicadangkan itu dimaksudkan agar proyeksi laba bisa dikontrol oleh pihak manajemen, cadangan ini timbul akibat piutang tak tertagih sehingga menimbulkan kerugian, sedangkan piutang dapat terjadi karena adanya transaksi penjualan. Piutang yang besar menandakan bahwa penjualan yang dilakukan perusahaan sangat baik, sebaliknya kerugian piutang terlalu tinggi dapat diartikan bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar. Sehingga dengan adanya kejadian di masa lalu dapat mempengaruhi laba di masa depan dan mempengaruhi manajemen perusahaan.

 

Oleh : Lamtiur Maharani

Kelas : 3 DA 02

Npm : 40208724

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Maret 5, 2011 inci Analisis Laporan Keuangan (ALK)

 

Latihan Tentang Penilaian Utang(Bunga Tahunan)

Latihan no 1.13 :

Hitung nilai sekarang masing-masing obligasi dibawah ini:

a.       Dihargai pada akhir tahun ke-5 obligasi dengan nilai nominal $100 berjangka waktu 10 tahun. Tingkat bunga kontrak (kupon) 10% per tahun (terutang tiap akhir tahun) dengan tingkat bunga efektif 14% per tahun.

b.      Dihargai pada awal tahun ke-10, obligasi dengan nilai nominal $1000 berjangka waktu 14 tahun. Tingkat bunga kontrak (kupon) 8% per tahun (terutang tiap akhir tahun) dengan tingkat bunga efektif 6% per tahun.

c.       Apakah jawaban untuk pertanyaan (b), bila bunga terutang tengah tahunan dalam jumlah yang sama.

Jawaban:

a.       Obligasi akan jatuh tempo pada 31 Desember Tahun 10, yang berarti sisa waktu jatuh tempo selama 5 tahun (31 Des tahun ke-5 – 31 Des tahun 10).

Setiap pembayaran bunga akhir tahun obligasi = 10%*$100 = $10

Pembayaran pokok pada akhir Tahun 10 = $100

Maka nilai obligasi ini pada tanggal 31 Des Tahun 10:

Bt = It+1/(1+r) + It+2/(1+r)2 + It+3/(1+r)3 + … + It+n/(1+r)n +  F/(1+r)n

Bt = $8/(1+0.14) + $8/(1+0.14)2 + $8/ (1+0.14)3 + $8/(1+0.14)4 + $8/(1+0.14)5 + $100/(1+0.14)5


=          $7,017 + $6,155 + $5,399 + $4,736 + $4,154 + $51,936

=          $ 79,397

b.      Obligasi akan jatuh tempo pada 1 Januari Tahun 14, yang berarti sisa waktu jatuh tempo selama 5 tahun (1 Jan tahun ke-10 – 1 Jan tahun 14).

Setiap pembayaran bunga akhir tahun obligasi = 8%*$1000 = $80

Pembayaran pokok pada akhir Tahun 14 = $1000

Maka nilai obligasi ini pada tanggal 1 Jan Tahun 14:

Bt = It+1/(1+r) + It+2/ (1+r)2 + It+3/(1+r)3 + … + It+n/(1+r)n +  F/(1+r)n

= $80/(1+0.06) + $80/(1+0.06)2 + $80/(1+0.06)3 + $80/(1+0.06)4 + $80/(1+0.06)5 + $1000/ (1+0.06)5

=          $75,471 + $71,199 + $67,169 + $63,367 + $59,781 + $747,258

=          $ 1.084,245

c. (-) (yang ini saya tidak mengerti pak caranya)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 18, 2011 inci Analisis Laporan Keuangan (ALK)

 

Implikasi Etis dari Teknologi Informasi

1. Moral Etika dan Hukum Dalam Sistem Informasi

Moral               : Tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar atau salah

Etika                : Satu set kepercayaan, standart atau pemikiran yang mengisi suatu  individu, kelompok dan masyarakat.

Hukum            : peraturan perilaku yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat, seperti pemerintah pada rakyat atau warga negaranya.

Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum yang berlaku. Hukum paling mudah diiterprestasikan karena berbentuk tertulis. Dilain pihak etika dan moral tidak didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat.

2. Etika dan Jasa Informasi

Etika komputer adalah sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial tekhnologi komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan tekhnologi tsb secara etis. Manajer yang paling bertanggungjawab terhadap etika komputer adalah CIO (Chief Information Officer). Etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama yaitu :

1. CIO harus waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat.

2. CIO harus berbuat sesuatu dengan menformulasikan kebijakan – kebijakan yang memastikan bahwa teknologi tersebut secara tepat.

Kekuatan yg dimiliki CIO dalam menerapkan etika IT (Information Technology) pada perusahaannya dan jg masyarakat sangat dipengaruhi kesadaran hukum, budaya etika dan kode etik profesional oleh CIO itu sendiri.

Namun ada satu hal yang sangat penting bahwa bukan hanya CIO sendiri yang bertanggungjawab atas etika komputer. Para manajer puncak lain juga bertanggungjawab.

3. Implikasi Etis Teknologi Informasi

Penggunaan teknologi informasi akan berkaitan erat dengan moral, etika dan hukum. Moral merupakan tradisi kepercayaan mengenai prilaku yang benar dan salah dan berlaku secara universal. Sementara itu, etika adalah suatu kepercayaan, standar atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat tertentu.

Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat menganggu hak privasi individual. Dalam dunia bisnis salah satu alasan utama perhatian tsb adalah pembajakan perangkat alat lunak yang menggerogoti pendapatan penjual perangkat lunak hingga milyaran dolar setahun.

4. Alasan Pentingnya Etika Komputer

  • Logical Malleability (Kelenturan Logika)
  • Transformation Factor (Faktor Transformasi)

Invisiblity Factor (Fator tidak kasat mata)

Hak Sosial Dan Komputer

  • Hak Atas Komputer

Ø  Hak atas akses komputer

  • Hak atas keahlian komputer

Ø  Hak atas spesialis komputer

Ø  Hak atas pengambilan keputusan komputer

  • Hak atas Property
  • Hak atas Accuracy
  • Hak Atas Informasi

Dikenal dengan istilah PAPA (Privacy, Accuracy, Property, Accessibility)

  • Hak atas Privacy;
  • Hak atas Accessibility;
  • Hak akses informasi yang memang dipublikasikan, seperti berita-berita, hasil penelitian, dll.
 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada November 25, 2010 inci SIM

 

Manfaat dan Etika dari Sistem Informasi (Penggunaan Komputer di Pasar Internasional)

1. Perusahaan Multinasional

Perusahaan multinasional (multinational corporation) atau MNC adalah perusahaan yang beroperasi melintasi berbagai produk, pasar dan budaya. MNC terdiri dari perusahaan induk dan anak-anak perusahaan. Anak-anak perusahaan tersebut secara geografis dan masing-masing mungkin memiliki tujuan, kebijaksanaan dan prosedur tersendiri.

2. Jenis-jenis Struktur Organisasi MNC

Menurut William Egelhoff dari Fordham University, MNC dapat mengorganisasikan menurut divisi fungsional sedunia (worldwide functional division), divisi internasional (international divisions), wilayah geografis (geographic regions), atau divisi produk sedunia (worldwide product divisions). Dalam divisi fungsional sedunia, anak-anak perusahaan diorganisasikan menurut jalur fungsional-manufaktur, pemasaran, dan keuangan.

Bidang-bidang operasional di anak perusahaan melapor langsung ke pasangan fungsional mereka ke induk perusahaan. Dalam divisi internasional, semua anak perusahaan di luar negeri melapor pada suatu divisi internasional MNC yang terpisah dari divisi domestik.

Dalam wilayah geografis, MNC membagi operasinya menjadi wilayah wilayah dan tiap wilayah bertanggung jawab atas anak-anak perusahaan yang berlokasi dalam batasnya. Dalam divisi produk sedunia, perusahaan diorganisasikan menurut jalur divisi produk, dan tiap divisi bertanggung jawab atas operasi mereka sendiri di seluruh dunia.

  • Dimensi-dimensi struktural pengolahan informasi

Pengolahan informasi suatu MNC dapat dipandang sebagai berada pada dua poros. Pada satu poros cenderung pada aktivitas taktis atau strategis. Di poros yang lain, pemrosesan informasi cenderung menghubungkan masalah perusahaan atau Negara dengan masalah produk.

  • Pemrosesan Informasi Taktis vs Strategis

Pemrosesan informasi taktis menangani transaksi harian dalam volume besar, contohnya sistem informasi akuntansi pemrosesan informasi strategis melibatkan penyaringan dan pengikhtiaran data akuntansi untuk menonjolkan masalah-masalah tingkat tinggi, contoh SIM seperti SI pemasaran

Perlunya Koordinasi dalam suatu MNC

Keuntungan koordinasi :

· Fleksibilitas dalam memberi respon terhadap pesaing di berbagai negara dan pasar.

· Kemampuan memberikan respon di suatu negara, atau wilayah dari suatu Negara terhadap perubahan di negara atau wilayah lain.

· Kemampuan mengikuti kebutuhan pasar di seluruh dunia. 21

· Kemampuan mentransfer pengetahuan antar unit-unit di berbagai negara.

· Pengurangan keseluruhan biaya operasi.

· Peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

· Kemampuan mencapai dan mempertahankan keragaman produk perusahaan serta cara produksi dan distribusinya.


  • Jenis-jenis Strategi Bisnis MNC

Sistem informasi yang digunakan MNC saat mereka mengikuti empat strategi bisnis disebut sistem informasi global (global information system), atau GIS. GIS dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari jaringan-jaringan yang melintasi batas-batas negara. Dari uraian di atas dapat disimpulkan :

a) Strategi multinasional bersifat desentralisasi.

b) Strategi global mengumpulkan pengendalian di perusahaan induk (sentralisasi).

c) Strategi internasional merupakan perpaduan sentralisasi pengendalian dari strategi global dan desentralisasi dari strategi multinasional.

d) Strategi transnasional, baik induk dan anak perusahaan bekerja sama memformulasikan strategi dan kebijaksanaan operasi, dan mengkoordinasikan logistic agar produk mencapai pasar yang tepat. Pada strategi ini, tanggung jawab yang besar pada pengelola database induk memastikan keseragaman rancangan database di seluruh dunia.

3. Global Business Drivers

Global business drivers (GBD) adalah suatu entitas yang mengambil manfaat dari economies of scale dan economies of scope, serta kemudian memberikan kontribusi pada strategi bisnis global.

4. Permasalahan dalam Menerapkan Sistem Informasi Global

MNC yang memulai suatu proyek untuk membuat GIS akan menghadapi sejumlah permasalahan :

1) Kendala politis

– Pembatasan pembelian dan impor perangkat keras.

– Pembatasan pemrosesan data.

– Pembatasan komunikasi data.

5. Strategi Penerapan GIS

Jika suatu MNC mengikuti strategi multinasional (desentralisasi), diperlukan sejumlah tim pengembangan, yang bekerja di sejumlah anak perusahaan. Jika strategi global (sentralisasi) yang diikuti, tim pengembangan GIS mengerjakan sebagian besar tugasnya di perusahaan induk. Jika strategi internasional (kombinasi sentralisasi dan desentralisasi) yang diikuti, satu atau sejumlah tim pengembangan dapat bepergian dari perusahaan induk ke anak-anak perusahaan. Dalam hal strategi transnasional (integrasi), tim pengembangan menyertakan wakilwakil dari perusahaan induk dan anak perusahaan.

  • Menghubungkan GIS dengan strategi bisnis, tim pengembangan harus :

1) Bekerjasama secara erat dengan eksekutif perusahaan untuk memahami dampak potensial GIS pada strategi bisnis global.

2) Mengerti strategi bisnis global dari tiap unit bisnis.

3) Menentukan strategi GIS global yang sesuai untuk strategi bisnis global tiap unit bisnis.

4) Menentukan tujuan dari tiap strategi GIS.

5) Mengidentifikasi aplikasi yang diperlukan untuk mencapai strategi GIS dan menentukan prioritasnya.

6) Menugaskan orang-orang yang bertanggung jawab atas penerapan aplikasi tersebut.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada November 25, 2010 inci SIM

 

Tekologi Informasi sebagai Keunggulan Kompetitif (Perusahaan dalam Lingkungannya)

Lingkungan adalah pola semua kondisi-kondisi atau faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi atau menuntun kea rah kesempatan atau ancaman-ancaman pada kehdupan dan pengembangan perusahaan.

  1. Pentingnya Analisis dan Diagnosis Lingkungan

Beberapa alasan pokok tentang pentingnya analisis dan diagnosis lingkungan adalah sebagai berikut:

  • Lingkungan berubah sangat cepat dan dinamis, sehingga para manager perlu menganalisis dan mengdiagnosis perubahan lingkungan tersebut.

Meskipun bagi sebagian perusahaan-perusahaan tertentu perubahan lingkungan tersebut mempunyai dampak negatif tetapi bagi perusahaan lain dapat mempunyai dampak positif.

  • Para manager perlu menyelidiki lingkungan untuk:
  1. Menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang mengancam pada strategi perusahaan saat sekarang pula, dan pencapaian tujuan perusahaan.
  2. Menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang memberikan kesempatan-kesempatan yang lebih besar untuk pencapaian tujuan dengan cara menyesuaikan strategi perusahaan.
  • Perusahaan yang secara sistematis melakukan analisis dan diagnosis lingkungan umumnya lebih efektif dibandingkan dengan yang tidak melakukannya.

Analisis dan diagnosis lingkungan memberikan waktu pada para penyusun strategi untuk mengantisipasikan kesempatan-kesempatan dan merencanakan tanggapan atau reaksi terhadap lingkungan tersebut. Analisis dan diagnosis lingkungan juga membantu para penyusun strategi untuk mengembangkan suatu sistem peringatan dini untuk mencegah ancaman-ancaman atau untuk mengembangkan strategi yang dapat mengarahkan ancaman menjadi keuntungan strategi.

2.  Faktor-faktor Lingkungan

Terdapat banyak faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perusahaan dan faktor tersebut saling berinteraksi antara satu dengan yang lain.

Sehingga dari beberapa penggolongan faktor lingkungan tersebut, secara aklektif dapat disusun faktor-faktor lingkungan yang sifatnya melengkapi sebagai berikut:

  1. Ekonomi
  2. Politik, termasuk pemerintah dan aturan-aturannya
  3. Pasar dan persaingan
  4. Pemasok dan teknologi
  5. Sosial
  6. Geografi

Hubungan antara Perusahaan dalam Lingkungannya

Setelah pembahasan tentang lingkungan dan tujuan dari perusahaan maka sekarang kita dapat mengetahui hubungan perusahaan dengan lingkungannya baik eksternal maupun internal. Kesuksesan suatu perusahaan tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan disekitarnya, hubungan baik akan sangat menguntungkan bagi perusahaan itu sendiri. Peran serta suatu lingkungan perusahaan baik eksternal maupun internal sangat besar manfaatnya bagi kelangsungan sidup suatu perusahaan.

Seorang manajemen puncak harus cakap untuk mengamati lingkungan dan menyesuiakan tujuan dan strategi mereka pada realitas lingkungan dan saling hubungan diantara kekuatan eksternal. Lingkungan eksternal yang perlu mereka amati meliputi:

  1. Pemerintah

Pemerintah menyusun peraturan dalam rangka melindungi dan memajukan kesejahteraan umum. Dalam menyusun tujuan perusahaan maka harus memperhatikan semua peraturan pemerintah yang akan mempengaruhi perusahaan, misalnya:

  • Pengendalian polusi
  • Perpajakan
  • Perlindungan industri kecil
  • Peraturan import dan eksport
  • Peraturan hak cipta, merk dagang dan lain-lain
  • Perlindungan konsumen
  1. Organisasi karyawan

Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu unsur penting yang diperlukan untuk keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan.

Oleh karena itu perlu dijalin hubungan yang harmonis dan saling menunjang antara perusahaan dengan organisasi karyawan. Dalam menyusun tujuan perusahaan perlu dipertimbangkan kepentingan karyawan, misalnya:

  • Tingkat gaji dan upah
  • Perluasan kesempatan kerja
  • Kesejahteraan karyawan
  • Waktu libur karyawan
  1. Para pesaing

Para pesaing mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan pencapaian tujuan, strategi pesaing mempengaruhi strategi perusahaan, misalnya: dalam hal penentuan harga jual dan pelayanan yang tidak realistik, pengeluaran biaya adpertensi dan promosi besar-besaran dan sebagainya.

  1. Pemasok

Pemasok atau rekanan, atau supplier dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan dan strategi perusahaan, misalnya: pemasok memgang monopoli, pemasok menentukan harga yang terlalu mahal, dan sebagainya.

  1. Pembeli

Para pembeli memiliki seleradan perilaku yang beraneka ragam. Mereka semuanya menginginkan barang atau jasa dalam kuantitas dan kualitas yang memadai, dengan harga terjangkau, dan dengan pelayanan yang memuaskan mereka. Selera dan perilaku pembeli mempengaruhi perumusan tujuan dan strategi perusahaan.

  1. Para pemilik dan pemegang saham

Kepuasan para pemilik dan pemegang saham dipengaruhi oleh tingkat kepuasan atas pengharapan mereka kepada perusahaan dan harapan mereka terhadap alternatif investasi lainnya. Faktor yang mempengaruhi kepuasan para pemilik atau pemegang saham adalah laba atau deviden yang dibagikan serta peningkatan perumusan tujuan dan strategi perusahaan.

  1. Para kreditur

Para kreditur meminjamkan dananya pada perusahaan dengan syarat-syarat dan mungkin juga jaminan tertentu yang harus dipatuhi perusahaan. Syarat-syarat tertentu dapat mempengaruhi tujuan dan strategi perusahaan.

Sehingga karena adanya berbagai pengaruh realitas dan saling hubungan lingkungan eksternal, manajemen puncak menghadapi masalah bagaimana menyusun tujuan yang mencerminkan keseimbangan pengaruh kekuatan diantara perusahaan dengan lingkungannya. Dalam hal ini secara ekstern hubungan antara perusahaan dan lingkungannya dapat digolongkan menjadi dua dimensi, yaitu:

  1. Lingkungan yang mempunyai pengendalian total terhadap organisasi
  2. Organisasi yang mempunyai pengendalian total terhadap lingkungan
Bagaimana Perusahaan Mengimplementasikan Corporate Social Responsibility (CSR)?
Dalam menjalankan aktivitas CSR, tidak ada standar atau praktik tertentu yang dianggap terbaik. Setiap perusahaan memiliki karakteristik dan situasi unik yang berpengaruh terhadap bagaimana mereka memandang tanggung jawab sosial. 

Implemantasi CSR yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan sangat bergantung kepada misi, budaya, lingkungan dan profil risiko, serta kondisi operasional masing-masing perusahaan. Aktivitas CSR perlu diintegrasikan dengan pengambilan keputusan inti, strategi, aktivitas, dan proses manajemen perusahaan.

Meskipun tidak terdapat standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik dalam pelaksanaan aktivitas CSR, namun kerangka kerja (framework) yang luas dalam pengimplementasian CSR masih dapat dirumuskan, didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan dalam bidang-bidang seperti manajemen lingkungan. Kerangka kerja ini mengikuti model “plan, do, check, dan improve” dan dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan.

Penilaian Terhadap CSR
Bertujuan mengidentifikasi masalah, peluang, dan tantangan yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan CSR. Tahapan penilaian CSR adalah sebagai berikut:
• Membentuk tim kepemimpinan CSR
• Merumuskan definisi program CSR
• dan aktivitas perusahaan
• Mengidentifikasi dan melibatkan
• stakeholder kunci

Mengembangkan strategi CSR
Strategi CSR dimulai dengan menetapkan arah dan lingkup jangka panjang agar perusahaan berhasil memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dan berada dalam lingkungannya yang unik, guna memenuhi kebutuhan pasar dan ekspektasi para stakeholder. Langkah-langkah pengembangan strategi CSR adalah:
• Membangun dukungan dengan manajemen senior dan karyawan
• Pengamatan terhadap pihak lain
• Mempersiapkan matriks aktivitas CSR yang diusulkan
• Mengembangkan opsi bagi kelanjutan program CSR
• Membuat keputusan dalam hal arah, pendekatan, dan fokus

Membangun Komitmen CSR
Komitmen CSR adalah instrumen yang mengindikasikan apa yang ingin dilakukan dalam rangka memberi perhatian terhadap pengaruh sosial dan lingkungannya. Cara-cara yang dapat ditempuh antara lain:
• Lakukanlah pemindaian (scanning) terhadap komitmen CSR
• Lakukanlah diskusi dengan para stakeholder utama
• Ciptakanlah sebuah kelompok kerja untuk membangun komitmen
• Siapkan draf awal
• Konsultasikan dengan stakeholder yang terkena dampak
• Revisi dan terbitkan komitmen

Mengimplementasikan Komitmen CSR
Implementasi mengacu kepada keputusan, proses, praktik, dan aktivitas yang menjamin bahwa perusahaan memenuhi semangat dan menjalankan rencana tertulis yang telah disusun. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengimplementasikan CSR:
• Membangun sebuah struktur penngambilan keputusan CSR yang terintegrasi
• Siapkan dan implementasikan rencana bisnis CSR
• Menetapkan sasaran yang terukur dan mengidentifikasi pengukuran kinerja
• Libatkan karyawan dan juga pihak-pihak lain yang menjadi sasaran dari komitmen CSR
• Merancang dan menjalankan pelatihan mengenai CSR
• Membangaun mekanisme guna memberikan perhatian terhadap perilaku yang problematik
• Ciptakan rencana komunikasi internal dan eksternal

Verifikasi dan Laporan Mengenai Kemajuan
Merupakan alat untuk mengukur apakah kinerja yang dihasilkan sudah sesuai dengan yang diharapkan sehingga memberi kesempatan untuk melihat seberapa baik perusahaan memenuhi komitmennya serta pengaruh yang ditimbulkannya.

Evaluasi dan Perbaikan
Bertujuan menelusuri perkembangan pendekatan CSR yang dilakukan dan menjadi dasar perbaikan dan modifikasi.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada November 16, 2010 inci SIM

 

Bab 1 (Konsep Sistem, Data dan Informasi)

  1. Karakteristik Sebuah Sistem

Karaktristik sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran.
Berarti sebuah sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tak teratur, tetapi terdiri dari unsur yang dapat dikenal sebagai unsur yang saling melengkapi karena satunya dari maksud, tujuan atau sasaran

2.   Model Umum Sebuah Sistem

Model umum sebuah sistem terdiri dari masukan, pengolah data dan keluaran. Sifat yang menentukan dan membatasi sebuah sistem membentuk “sempadan“-nya (boundary). Sistem berada di dalam sempadan tersebut. “Lingkungan” adalah yang berada di luar sempadan.

  • Jenis-Jenis Sistem
  1. Sistem Tertutup dan Terbuk
  2. Sistem Deterministik dan Probabilistik

Pengertian Data

Data dapat didefinisikan sebagai fakta yang tercatat tentang suatu objek. Jadi apapun yang berupa catatan tentang suatu objek dapat disebut data. Data sebagai bahan baku informasi, dapat juga didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda dan sebagainya.

Syarat-syarat sebuah data:

·     Obyektif, data sesuai dengan keadaan sebenarnya atau kenyataan.

·     Relevan, sesuai dengan kepentingan atau tujuan yang diinginkan.

·     Standard error kecil.

Macam-macam data

1.  Berdasarkan sifatnya

·     Data kwantitatif, data dalam bentuk angka atau bilangan, Contohnya: 6,4,3,4,7

·     Data kwalitatif, data bukan dalam bentuk angka, tetapi dalam bentuk pernyataan dan atau kategori, Contohnya: Baik, buruk.

2.  Berdasarkan sumbernya

·     Data internal, data yang berasal dari dalam organisasi.

·     Data eksternal, data yang berasal dari luar organisasi.

3.  Berdasarkan cara memperoleh

·     Data primer, data yang diperoleh dari sumber pertama/sumber data, data ini biasanya belum diolah.

·           Data sekunder, data yang diperoleh dari pihak kedua,data ini biasanya sudah  dalam keadaan diolah.

4.  Berdasarkan cakupannya

·     Data Sensus, diperoleh dari populasi.

·     Data Sampel, siperoleh dari sampel.

5.  Berdasarkan skala pengukurannya

·     Nominal

·     Ordinal

·     Interval

·     Rasio

Definisi Informasi

Definisi umum untuk “Informasi” dalam pemakaian sistem informasi adalah “Data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Jadi segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan pada dasarnya dapat dikelompokkan sebagai informasi.

Informasi, dalam lingkup sistem informasi memiliki beberapa ciri,diantaranya:

1. Benar atau Salah.

Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.

2. Baru

Informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya.

3. Tambahan

Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang telah ada.

4. Korektif

Informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi salah atau palsu sebelumnya.

5. Penegas

Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih berguna karena meningkatkan persepsi penerimanya atas kebenaran informasi tersebut.

Sehingga kesimpulan dari semua itu adalah menunjukkan bahwa:

Sistem Informasi Manajemen disingkat SIM, adalah sebuah sistem informasi yang berfungsi mengelola informasi bagi manajemen organisasi. Peran informasi di dalam organisasi dapat diibaratkan sebagai darah pada tubuh manusia. Tanpa adanya aliran informasi yang sehat, organisasi akan mati. Di dalam organisasi, SIM berfungsi baik untuk pengolahan transaksi, manajemen kontrol maupun sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan. Konsep SIM sebenarnya telah ada sebelum komputer muncul, yaitu dimana segala macam informasi di dalam organisasi harus diolah dengan cepat, teliti dan andal.

Informasi merupakan salah satu elemen dalam manajemen perusahaan. Agar informasi dapat mengalir lancar, para manager perlu menempatkan informasi dalam suatu kerangka sistem. Sistem dapat didefinisikan sebagai sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

sumber : diambil dari berbagai sumber

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Oktober 29, 2010 inci SIM